Kini muncul statement baru lagi dari pihak Majelis Ulama Indonesia alias MUI.
INILAH.COM, Jakarta - Perselisihan Luna Maya dengan infotainmen semakin melebar arah. Tak bela langsung Luna, MUI mengeluarkan fatwa haram untuk infotainmen. Kontroversi pun menyeruak.
Semua berawal dari konflik Luna Maya yang mencaci infotainmen di twiiter Kamis (16/12). Infotainmen langsung melaporkan ke polisi. Belum tuntas, perseteruan antara PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) terjadi ditengah keras hatinya Luna yang tak mau meminta maaf, dan infotainmen menuntut kata maaf Luna.
Kini, ditengah belum usainya kasus itu, MUI melalui ketuanya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi menegaskan fatwa infotainmen haram.
"Infotainmen sebagai kerangka program acara dinilai menurut isinya, karena yang bisa dihukumi adalah isi atau kontennya. Kalau isinya gosip, adu domba, mengaduk-aduk ketenteraman keluarga, pasti dilarang agama," ungkapnya, di Jakarta, Minggu (27/12).
Pernyataan Hasyim merujuk hasil Munas Alim Ulama NU di Surabaya pada 2006 silam yang sudah mengharamkan infotainmen yang kontennya berupa gosip, fitnah, dan rumor.
Ramainya kasus Luna Maya dan infotainmen dijadikan Hasyim sebagai langkah kembali mengingatkan keberadaan infotainmen yang negatif dan tak mendidik.
"Sungguh indah kalau infotainmen berisi pendidikan keluarga sakinah, pendidikan prestisius dan sebagainya. Sayangnya, belum merupakan media enlightment (pencerahan) menuju pembangunan karakter," katanya.
Ia mengatakan, kebebasan infotainmen belum memiliki standarisasi keseimbangan hak dan tanggung jawab. "Sehingga susah dibedakan antara democracy dengan democrazy, dan pendapat pun mengikuti pendapatan," katanya.
Mengingat dampak negatifnya sangat besar terhadap prilaku masyarakat, PBNU akan membahas masalah itu dalam Muktamar NU ke-32 di Makassar, 22-27 Maret 2010, setelah sebelumnya akan menggelar pertemuan yang melibatkan para ulama, pimpinan ormas Islam, tokoh lintas agama, praktisi pendidikan, cendekiawan dan budayawan.
"Harus ada kekuatan moral yang meluruskan arah pembentukan opini publik," katanya
Penegasan Hasyim itu disetujui pengamat media dari Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo.
"Tayangan infotainmen seharusnya tidak memberitakan gosip perceraian dan kehidupan pribadi artis, tapi lebih pada prestasi dan karya yang telah mereka dapatkan," ungkapnya.
Menurut Suko apa yang terjadi dengan infotainmen di Indonesia berbeda dengan negeri lain. "Tayangan infotainmen di luar negeri justru mengupas semua prestasi dan karya yang diciptakan oleh seorang artis atau aktor, namun di Indonesia berkebalikan karena pekerja infotainmen malah mengupas kehidupan pribadi, seperti anaknya artis ulang tahun, artis jalan-jalan, dan sebagainya," paparnya.
Ditambahkannya, "Para pekerja infotainmen harus didik Sumber Daya Manusianya (SDM), supaya bisa menghasilkan tayangan yang mendidik dan berkualitas untuk publik."
Luna Maya yang secara tidak langsung terbela haknya bisa jadi merasa senang. Mungkin ia tak akan lagi terganggu privasinya.
Kemauan MUI, pakar media dan Luna ternyata agak sedikit berbeda dengan beberapa teman artis.
"Aku no comment soal haram atau tidak, karena aku nggak mengerti hukumnya. Bukan saja infotainmen, siapa saja bicara fitnah, itu dosa," ungkap Maia.
Maia pun kata lainnya tidak setuju menyamaratakan kalau semua infotainmen bicara gosip. "Aku punya banyak pengalaman buruk dengan ifotainmen, tapi aku tetap menjaga hubungan baik dengan mereka. Karena aku dan media sama-sama saling membutuhkan," tukas Maia.
Setali tiga uang, vokalis Samsons, Bams menyatakan suka atau tidak, infotainmen secara langsung dibutuhkan kalangan artis. "Bagi gue masyarakat belum siap dengan kebebasan infotainmen. Karena gosip-gosip yang ditayangkan malah ditanggapi serius," jelasnya.
Meski Bams menilai sebagian berita infotainmen tidak penting karena gosipnya, namun ia tidak setuju dengan diharamkannya tayangan tersebut.
"Kalau dibilang haram gue nggak setuju, malah membuat kemunduran untuk negara ini. kalau dijadikan haram malah jadi semakin muna, soalnya banyak juga yang suka," katanya.
Lebih jauh Bams menambahkan, "Infotainmen nggak bisa dipungkiri bisa mengangkat nama artis. Tapi harus juga diakui kalau berita di infotainmen banyak yang nggak penting. Masa kayak perceraian, pernikahan, pacaran putus nyambung sampai jerawat bisa jadi berita."
Ersa Mayori pun berpikir sama. Presenter Insert siang Trans TV ini malah merasa bingung, infotainmen dikatakan haram.
"Kalau mau dibilang haram, bagaimana haramnya. Karena infotainmen itu nggak melulu pemberitaan perceraian atau gosip. Ada juga yang meluncurkan album, prestasi luar biasa, menikah atau melahirkan juga ditayangkan," ungkap Ersa.
Ersa ingin, orang tidak sebelah mata menilai tentang infotainmen. "Jangan hanya karena satu atau dua berita yang dianggap melewati batas terus dianggap keseluruhannya melewati batas. Saya menyayangkan kalau diharamkankan," tukasnya.
No comments:
Post a Comment